Subscribe: RSS Twitter
Irwan, Apto Jakarta, 2 Oktober 2014. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang berbeda dari kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum 2013 secara tegas diuraikan bahwa hasil belajar adalah tercapainya kompetensi secara utuh yang mencakup tiga matra, yaitu sikap atau nilai (values), keterampilan, dan pengetahuan berkenaan materi yang dipelajari. 
Jenjang keterampilan berpikir yang dituntut bukan hanya pada taraf berpikir tingkat rendah (lower order thinking), yaitu mengingat (remembering), memahami/mengerti (understanding), dan menerapkan (applying), melainkan sampai pada taraf berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), yaitu menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan menciptakan (creating). Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut, kegiatan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut:
  1.     Berpusat pada Siswa (student center) bukan berpusat pada guru (teacher center) seperti layaknya banyak terjadi saat ini. Siswalah yang harus aktif belajar, sementara guru bertindak sebagai fasiltator belajar siswa; 
  2.     Pembelajaran harus interaktif bukan satu arah. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berinteraksi dengan guru maupun dengan sesama siswa serta dengan berbagai sumber belajar. Melalui proses pembelajaran interaktif memungkinkan terjadinya pertukaran pengetahuan antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lainnya; 
  3.      Memanfaatkan sebanyak-banyaknya lingkungan dan jejaring sebagai sumber belajar yang dapat membantu siswa mencapai kompetensi pada matra sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara seimbang. Siswa dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas. Sumber belajar bukan hanya terbatas pada guru dan buku ; 
  4.     Pembelajaran harus dapat memfasilitasi siswa untuk aktif melakukan proses penyelidikan (discovery-inquiry) melalui pendekatan saintifik. Siswa terlibat aktif dalam proses mengajukan pertanyaan, mengidentifikasi penjelasan rasional untuk mengajukan hipotesis, mengumpulkan data melalui proses mengamati, melakukan proses penalaran untuk menarik simpulan, dan mengkomunikasikan hasil dan berbagi informasi dengan siswa lain. Keterlibatan aktif siswa dalam melakukan proses penyelidikan membantu siswa menemukan konsep dan pengetahuannya sendiri, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna; 
  5.           Bahan ajar berbasis pada fakta dan fenomena harus diangkat dari konteks dunia nyata. Guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi komponen-komponen identik kehidupan nyata dengan isi bahan ajar dan diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran menekankan pada pencapaian kompetensi yang memberi manfaat bagi siswa agar mereka menjadi sosok yang inovatif, kreatif, dan produktif kelak pada saat mereka hidup dalam dunia nyata; 
  6.     Pembelajaran tidak dilaksanakan oleh guru secara indidual, tetapi pembelajaran dilaksanakan berbasis tim (team teaching). Dua atau tiga guru (mata pelajaran sama atau serumpun maupun berbeda) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tema tertentu pada waktu yang bersamaan. Hal ini memungkinkan terjadinya pembelajaran dengan pendekatan multidisiplin yang dapat membawa siswa pada pemahaman bahwa pengetahuan itu tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait satu dengan yang lainnya; 
  7.     Menerapkan prinsip belajar bermakna  dengan mengaitkan antarkonsep yang dipelajari dan dengan konsep atau pengetahuan yang sudah dimiliki siswa (kaidah keterikatan). Belajar adalah pemaknaan pengetahuan, dan pembelajaran adalah proses menggali makna. Otak (mind) berfungsi sebagai alat menginterpretasi sehingga muncul makna yang unik;
  8.     Panca indra adalah alat penerima informasi. Melalui proses pembelajaran, guru harus membantu mengembangkan kepekaan panca indera siswa. Untuk itu, proses pembelajaran harus melibatkan proses pengamatan (observasi) menggunakan semua indera untuk menstimulasi berkembangnya kepekaan panca indera siswa.; 
  9.   Memanfaatkan beragam media pembelajaran dan peralatan teknologi pendidikan (multimedia) untuk membantu mempermudah pemahaman dan meningkatkan minat serta antusiasme siswa dalam belajar; 
  10.     Siswa difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama melalui pengalaman belajar kooperatif, bukan pengalaman belajar individual dan kompetitif. Belajar pada hakekatnya memiliki aspek sosial, dan kerja kelompok sangat berharga. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar kooperatif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan kecakapan sosial dan intelektual anak ketimbang lingkungan belajar yang individual dan kompetitif; 
  11.     Manusia adalah makhluk unik. Setiap individu memiliki minat, bakat, dan  potensi lainnya yang berbeda. Tugas guru adalah menggali dan memfasilitasi agar potensi menonjol yang dimiliki siswa dapat bekembang secara optimal. Dalam hal ini, pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan potensi siswa; 
  12.      Pembelajaran harus dapat memfailitassi keberagaman inisiatif individu siswa. Sediakan pilihan tugas. Sediakan pilihan cara memperlihatkan keberhasilan. Sediakan waktu yang cukup memikirkan dan mengerjakan tugas. Jangan terlalu banyak menggunakan tes yang telah ditetapkan waktunya. Sediakan kesempatan berpikir ulang. Libatkan pengalaman konkrit; 
  13.    Siswa diberi kepercayaan, tanggungjawab, dan otonomi dalam belajar. Kontrol belajar dipegang oleh siswa, sementara guru memberi bimbingan dan arahan.Kepercayaan dan tanggung jawab merupakan unsur esensial dalam lingkungan belajar yang dapat menjadi penentu keberhasilan belajar siswa; 
  14.    Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa. Untuk itu, proses pembelajaran harus mendorongmunculnya: diskusi tentang pengetahuan yang dipelajari, berpikir divergen, berbagai jenis luapan pikiran/aktivitas, keterampilan berpikir kritis, dan penggunaan informasi pada situasi baru.
  15.    Empat belas prinsip di atas hanyalah sebagian prinsip yang terindentifikasi atas dasar hasil penelaahaan dokumen kurikulum 2013. Tentu saja masih banyak lagi prinsip-prinsp pembelajaran lain yang relevan dengan ruh kurikulum 2013 yang harus terus digali. Semoga tulisan singkat ini dapat memberi inspirasi bagi rekan-rekan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai tugas kita yang mulia. Selamat bekerja dan berkarya, semoga upaya kita memberi kontribusi dalam rangka melahirkan insan Indonesia yang kritis, cerdas, dan kreatif. Amin YRA.

Leave a Reply

© 2024 APTO INDONESIA · Subscribe: RSS Twitter · Apto Theme designed by Theme Junkie
Free Web Hosting
HotCamXXX.com