Subscribe: RSS Twitter
Kapasitas produksi industri otomotif di Indonesia sudah menembus 1 juta unit, efektif mulai 2013-2014. Perkiraan pencapaian ini dicapai karena komitmen investasi yang dilakukan sejumlah prinsipal otomotif, khususnya dari kawasan asia pasific.
Menurut data Kementerian Perindustrian, sampai akhir 2011 volume kapasitas produksi mobil di Indonesia hanya 900.000 unit per tahun. Pada tahun yang sama, jumlah produksi yang sudah dimanfaatkan mencapai 837.948 unit atau 93,1 persen dari total kapasitas yang ada. Dengan situasi ini, maka sejumlah prinsipal langsung memastikan komitmen investasi, membangun pabrik baru.
Daihatsu Motor Company menjadi perusahaan pertama yang menyatakan komitmennya membangun pabrik baru di Karawang dengan kapasitas produksi 100.000 unit per tahun, investasinya Rp2,1 triliun. Suzuki Motor Company menyusul dengan komitmen Rp7,04 triliun untuk membangun pabrik mesin dan perakitan berkaspitas 100.000 unit per tahun di Tambun.
Toyota Motor Corporation menggelontorkan dana Rp4,81 triliun untuk membangun pabrik berkapasitas 120.000 unit per tahun. Nissan Motor Company juga memastikan pembangunan pabrik baru 80.000 unit sehingga total kapasitas di Indonesia mencapai 180.000 unit di Cikampek, Jawa Barat.
Mitsubishi Motor Corp mengaku menyiapkan dana Rp250 miliar untuk membangun pabrik baru guna merakit Outlander (SUV kompak) dengan kapasitas 1.000 unit per bulan. Total kapasitas produksi Mitsubishi akan meningkat jadi 162.000 unit per tahun. Terakhir, Honda Motor Company baru saja mengumumkan pembangunan pabrik baru di Karawang, Jawa Barat berkapasitas 120.000 unit dengan dana Rp3,1 triliun. “Seluruh investasi ini baru efektif tahun depan dan 2014. Ini sebuah hal positif dan membuka jalan Indonesia menuju pasa 1 juta unit pada 2013,” 
Kalau dijumlah secara kasar, maka total kapasitas produksi mobil di Indonesia meningkat 59,1 persen (532.000 unit) menjadi 1.432.000 dari sebelumnya dari 900.000 unit per tahun.
Derasnya arus investasi otomotif di Indonesia, salah satunya juga karena program mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC) yang dicanangkan pemerintah. Pasar yang potensial dan tingkat pendapatan masyarakat yang terus meningkat membuat potensi pembelian mobil di Indonesia bisa “meledak”.
Pada 2011 tercatat angka tertinggi sepanjang sejarah penjualan sepeda motor mencapai 8,01 juta unit. Ini tumbuh 8,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penjualan AHM pada tahun 2011 tercatat 4,27 juta unit, tumbuh 25,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, AHM menargetkan dapat menjual 4,6-4,8 juta unit sepeda motor dengan prediksi bahwa total pasar akan meningkat menjadi sekitar 8,4-8,7 juta unit.
Fakta diatas akan membutuhkan mekanik perbaikan dan perawatan kendaraan bermotor dalam jumlah yang besar, karena itulah perlu dipersiapkan tenaga mekanik yang handal, dan memiliki kompetensi dalam bidangnya. Disisi lain ketersedian calon mekanik yang memiliki kompetensi tinggi dalam bidangnya  untuk mensuplai  kebutuhan dunia usaha dan industry dalam bidang otomotif masih sangat terbatas.
Hal ini dibuktikan dengan proses rekrutment yang dilakukan pihak DUDI yang mendatangi lembaga pendidikan secara langsung, dalam hal ini LKP Otomotif, SMK Otomotif dan lembaga pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi. Kenyataannya rekrutmen yang dilakukan tidak selalu mendapatkan hasil, akibat dari rendahnya kemampuan yang dimiliki calon pekerja untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh DUDI.
Menurut informasi yang kami dapatkan, secara teknis calon mekanik yang mengikuti seleksi telah memiliki kemampuan yang dipersyaratkan karena bagaimanapun juga untuk mendalaman lebih lanjut mereka akan mendapatkan training sesuai bidang kerja masing-masing. Yang menjadi persoalan adalah pada kemampuan non teknis : meliputi kemampuan analisa, kemampuan matematis, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bersikap. Dengan kata lain dari sisi Psikomotorik secara umum telah memenuhi kualifikasi, namun pada bagian kognitif dan apektif masih belum sesuai harapan.
Pihak dunia usaha lebih mengutamakan Kognitif dan apektif, karena mereka meyakini psikomotorik seseorang akan melekat dengan cepat karena pengulangan, namun untuk pengetahuan dan sikap, ternyata dunia usaha dan industry membutuhkan “barang jadi”
Lembaga Kursus dan Pelatihan Otomotif dan LKP dengan program kursus dan pelatihan lainnya, ditantang kembali untuk lebih memperkuat bagian bagian Non Teknis itu sehingga pada masa mendatang calon tenaga kerja kita (lulusan) betul betul siap dengan segala tantangan dan kriteria yang dibutuhkan. Bagaimana caranya? Hal ini harus terus kita pikirkan dan diskusikan, semakin banyak yang ikut peduli, maka semakin pasti  dan beragam jalan keluar yang kita miliki.
Nampaknya Kompetitor kita, sudah siap menghadapi kondisi yang diuraikan di atas. Maka perlu dipikirkan jalan keluar dan strategi bersama. Membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara sesama lembaga pendidikan untuk mengantisipasi dan berhadapan dengan kekuatan asing. Sudah tidak masanya berkompetisi dalam arti sempit dengan sesama lembaga pendidikan di dalam Negeri. Kita harus saling berbagi, membangun aliansi dan mencari jalan keluar bersama-sama. Semoga. Irwan Putra: Ketua Konsorsium Otomotif

Leave a Reply

© 2024 APTO INDONESIA · Subscribe: RSS Twitter · Apto Theme designed by Theme Junkie
Free Web Hosting
HotCamXXX.com