Subscribe: RSS Twitter
Prof.Dr. Zulfiati Syahrial, M.Pd

Irwan Putra, /apto Online*. Model-model pembelajaran dirasa penting untuk memberikan penguatan pada proses KBM, Prof. Zulfiati mengajak Pendidik untuk introspeksi diri untuk menilain kelemahan dan kekurangan kita sebagai guru, sehingga ada perbaikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional Indnonesia

Sebagai Nara sumber yang selalu membimbing peserta dalam penerapan model-model pembelajaran, Prof Zulfiati menekankan pada kurikulum 2013 banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah, ada Mata diklat (standar Kompetensi) yang tidak muncul mata secara mandiri tetapi harus dimasukkan kedalam proses pembelajaran (terintegrasi dengan pembelajaran yang lain) sehingga peran silabus dan RPP menjadi demikian penting.
Sebagai contoh selama ini anggapan bahwa RPP hanya sebuah kertas tanpa makna, karena dalam mengajar biasanya guru kembali kepada kebiasaan kebiasaan yang berlaku, padahal yang dimaksudkan adalah bagaimana RPP digunakan sebagai pemandu arah pembelajaran, Demikian Prof Zulfiati memberikan penekanan.
RPP terkesan tidak di desain sepenuh hati hanya sebagai formalitas belaka, untuk melengkapi syarat-syarat formal dalam KBM tetapi tidak sampai pada tahapan implementasi dan sebagai panduan pokok dalam melaksanakan proses KBM.
Model-model Pembelajaran
odel pendidikan digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi, pendekatan apa yang digunakan agar proses KBM berlangsung dengan epektif. Sistem PBM yang sangat berpengaruh: Kurikulum, Alat bantu Belajar, Buku, dan pendidik. Namun demikian peran dan kondisi lingkungan yang kondusif sangat menentukan keberhasilan PBM

 

Harus di identifikasi arah peserta didik, arah peserta didik yang dimaksud adalah mengidentifikasi kelompok dominan dari peserta didik (Logis matematis, linguistic, naturalis, Intrapribadi, antarpribadi/social, kinestetis jasmani, visual-spatial, musikal, sehingga guru bisa menerapkan variasi model pembelajaran, kemudian selain variasi model pembelajaran, diturunkan menjadi metode dan strategi pembelajaran.
Peserta didik belajar dan memperoleh pengetahuan dengan cara: Melihat 10%  dengan mendengar 30% dengan melihat dan mendengar 50%, sedangkan dengan ucapkan atau dari apa yang dikatakan 70%, dari apa yang dikatakan dan yang dilakukan dan mempresentasikan 90%
Sebagai contoh jika seorang guru mengajarkan tentang pengukuran, maka seorang guru harus mampu mempresentasikan dan harus bisa melakukan dengan cara mendemonstrasikan. Yang paling penting adalah interaksi positif yang membangun kreatifitas anak didik, hindari kekerasan dalam pembinaan, anak didik, namun intimidasi berupa punsment yang positif, masih diberi ruang untuk tujuan perbaikan pembelajaran.
Proses pembelajaran yang terbaik adalah: Pembelajaran yang Interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. Maka tantangan bagi guru adalah bagaimana membuat peserta didik secara pisik dan psikis ada di dalam ruang pembelajaran. Maka memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif adalah satu cara yang harus di terapkan oleh seorang pendidik. Caranya adalah dengan memberikan ruang bagi prakarsa, kreatifitas, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik….Mau tahu lanjutannya, Ikuti terus sesi berikutnya:)

Leave a Reply

© 2024 APTO INDONESIA · Subscribe: RSS Twitter · Apto Theme designed by Theme Junkie
Free Web Hosting
HotCamXXX.com