Subscribe: RSS Twitter
Pembelajaran LangsungBerbagai model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan, pada dasarnya semua ditujukan untuk meperoleh cara pembelajaran yang epektif dan efisian dalam proses pembelajaran (proses mendidik dan mengajar). Pendidikan pada prinsipnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dan terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang positif (Kognitif, Apektif dan Psikomotorik). Namun demikian, apakah setiap model pembelajaran bias diterapkan secara mandiri untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri, atau tujuan pendidikan akan diperoleh dengan maksimal jika model yang digunakan dan diterapkan adalah model-model pendidikan kombinasi dari berbagai model pembelajaran yang ada. 
Pembelajaran Langsung
Tulisan ini di inspirasikan oleh diskusi singkat dan sederhana dengan, yang tertarik mengkaji dan mendalami model pembelajaran Direct Instruction. Penerapan Model Direct Instructsion untuk pembelajaran desain Motif Bordir Kerawang Gayo.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru.
Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,  gambar,  peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.
Bagaimana Tahapan Model Pembelajaran Direct Instruction?
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:
  • Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru/istruktur  memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran/pelatihan; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
  • Presentasi. Pada fase ini guru/instruktur  dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
  • Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
  • Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
  • Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Melihat uraian Bruce dan Weil (1996) itu, tampak jelas bahwa proses pembelajaran sangat tergantung dan berorientasi kepada aktivitas pendidik sebagai “Pemeran Utama” Jelas berdasarkan fakta dan pengalaman, hal ini tidak selamanya tepat, dan tidak dapat diterapkan dalam semua jenis program pembelajaran.
Banyak ditemukan fakta, proses pembelajaran tidak akan mencapai hasil maksimal jika dalam kegiatan belajar dan mengajar itu lebih berpusat kepada pendidik. Menurut saya: Pendidikan yang epektif adalah pendidikan yang menjadikan peserta didik sebagai subjek, sebagai pemain utama, peran guru hanyalah sebagai fasilitator, dan sudah barang tentu fasilitator yang kompeten dalam bidangnya.
Model pembelajaran secara individual dalam pembelajaran keterampilan, diasumsikan lebih epektif mencapai tujuan yang diharapkan, bukan hanya karena kemampuan dan tingkat penerimaan informasi peserta didik yang berbeda-beda, lebih dari itu hubungan psyikologis antara pendidik dan peserta didik menjadi “lebih dekat”
Model pembelajaran dengan pendekatan individual, akan lebih epektif dari pendekatan pembelajaran secara komunal, jika orientasinya adalah penekanan pada konsep dan prinsip-prinsip pengetahuan itu sendiri. Benar juga pendekatan komunal tidak juga bisa  ditinggalkan jika pemahaman yang dibutuhkan adalah pemecahan masalah.
Dalam kasus Desain Motif Bordir,  sebagai langkah sebaiknya perlu dilakukan upaya membandingkan epektifitas pembelajaran dengan dua pendekatan: 1. Pendekatan pembelajaran secara individual, dan 2. pendekatan pembelajaran secara komunal, atau kombinasi kedua pendekatan itu. Akan tempak lebih jelas pada jenis pembelajaran apa Model Pembelajaran Direct Instruction itu mendapatkan respons yang baik dari peserta didik, tentu bukan hanya respons tetapi tingkat ketercapaian tujuan akan menjadi sangat penting.
Melibatkan peserta didik dalam pengembangan desain secara penuh, pasti akan menumbuhkan kreatifitas, karena desain bordir sering kali memiliki arti dan makna local sesuai kedaerahannya. Maka setiap desain baru akan melahirkan arti dan makna baru, baik dari bentuk, motif, warna, dan berbagai ornamen yang ditampilkan.
Pada bagian inilah pembelajaran komunal menjadi begitu penting, karena akan muncul adu argumentasi, “pertarungan ide” dan hal positif lainnya, ranah apeksi peserta didik mulai bekerja, kehalusan rasa mulai di aktualisasikan, sikap toleransi dalam berdiskusi mulai tumbuh, kemahiran menggambarkan sketsa, dan keberanian mengaktualisasikan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya mulai muncul karena mendapatkan tempat yang luas karena fasilitas guru/instrukturnya.
Model pembelajaran Direct Instruction menurut saya adalah model pembelajaran konvensional, model pembelajaran yang rutin, biasa, dan harusnya seperti itu. Tetapi pembelajaran yang epektif dan epesien tidak lagi cukup hanya dengan menggunakan pendekatan itu yang diakui atau tidak lebih berpusat kepada guru/instruktur. Di sisi lain, dalam proses pembelajaran segala sesuatunya haruslah berorientasi tujuan, karena itulah  pendidikan dan pelatihan kita, harus lebih banyak memberikan posrsi dan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mengembangkan dan mengatualisasikan dirinya dengan lebih cepat, terarah, dan terukur.
Semoga Bermanfaat: Irwan Putra

Leave a Reply

© 2024 APTO INDONESIA · Subscribe: RSS Twitter · Apto Theme designed by Theme Junkie
Free Web Hosting
HotCamXXX.com